Rabu, 03 Februari 2016

Melaporkan Gubernur yang Korupsi


Saat itu Nasrudin dan puluhan warga mendatangi Sultan Abdul Kadir untuk melaporkan prilaku gubernur mereka yang kejam dan korupsi.

"Kalian jangan bohong ya. Setahu saya gubernur kalian adil dan bijaksana," Ucap Sultan yang tidak tahu kondisi yang sebenarnya.

Melihat hal tersebut Nasrudin segera maju ke depan,

"Wahai baginda rajaku. Apalah arti adil dan bijaksananya gubernur kami jika tidak di nikmati oleh warga provinsi lain. Oleh karena itu sudilah kiranya Sri Baginda memindahkan gubernur kami ke tempat lain, agar keadilan dan kebijaksanaannya bisa dinikmati seluruh rakyat."

Mendengar itu Sultan tertawa sambil meninggalkan mereka.


Source: https://www.ketawa.com/2012/03/7408-melaporkan-gubernur-yang-korupsi.html

Senjata Makan Tuan, Ajaran Makan Guru


Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."

Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,

"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.

Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.

"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.

"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,

"Aku melihat benda panas berwarna merah."

"Benda apa itu?," tanya sang ayah.

"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.

Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.

"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. "Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.

Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.


Source: https://www.ketawa.com/2011/09/7270-senjata-makan-tuan-ajaran-makan-guru.html

Ingin Dikubur di Kuburan Tua


Suatu hari, Nasruddin berkata kepada teman-temannya: "Jika aku mati, kuburkanlah aku dalam kuburan tua."

"Mengapa", tanya teman-temannya.

"Karena", jelasnya, "Jika Malaikat datang, saya akan memberitahu mereka bahwa saya meninggal tahun sebelumnya dan telah menjawab pertanyaan dari mereka dan kemudian mereka akan pulang kembali."


Source: https://www.ketawa.com/2015/06/11108-ingin-dikubur-di-kuburan-tua.html

Nasruddin dan Pria Buta Huruf


Kecerdasan dan kebijaksanaan dari Nasruddin tidak pernah meninggalkan dia. Suatu hari seorang pria buta huruf datang ke Nasruddin dengan surat yang diterimanya.

"Nasruddin, silakan baca surat ini untuk saya."

Nasruddin melihat surat itu, tapi tidak bisa melihat satu kata. Jadi dia mengatakan kepada orang itu.

"Saya minta maaf, tapi aku tidak bisa membaca ini."

Pria itu menangis:

"Malu, Nasruddin! Anda harus malu dengan sorban yang Anda pakai!" (sorban waktu itu adalah tanda orang berpendidikan).

Nasruddin melepas sorban dari kepalanya sendiri dan meletakkannya di kepala pria buta huruf itu, dan mengatakan:

"Sekarang Anda memakai turban. Jika itu memberikan anda pengetahuan, baca sendiri surat itu!"


Source: https://www.ketawa.com/2015/06/11110-nasruddin-dan-pria-buta-huruf.html