Sabtu, 12 November 2016

AYO SAMBATAN

Sambatan, adalah istilah yang populer di masyarakat pedesaan khususnya wilayah Kabupaten Pacitan. Dalam istilah nasional dikenal dengan sebutan gotong-royong. Entah kapan dimulainya budaya gotong-royong tersebut, namun sudah menjadi tradisi dan mendarah daging pada kehidupan warga desa di Indonesia. Pembuatan sarana prasarana umum maupun pribadi masih dikerjakan dengan pola gotong-royong dalam era modern ini, meskipun hal ini sudah mulai dikikis oleh kemajuan zaman dan tehnologi. Gaya hidup manusia yang serba konsumtif dan pengaruh budaya luar membuat budaya lokal ini sedikit demi sedikit tergeser.


Sisa-sisa peradaban adiluhung ini masih dapat kita temui di desa-desa di wilayah Kabupaten Pacitan.
Salah satunya di Dusun Selare Desa Bangunsari. Masyarakat dengan riang gembira bahu membahu memperbaiki jalan yang rusak dan membahayakan pengguna jalan karena keadaan geografis wilayah selare yang berbukit-bukit. Dengan pola gotong-royong pembangunan jalan dikerjakan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat,tenaga kerja tanpa upah, pembiayaan dengan cara iuran dan sumbangan sesuai kemampuan dan tidak ketinggalan kaum ibu menyediakan konsumsinya.
Sarana prasarana yang bisa ditangani dengan kepedulian dan kemampuan  warga masyarkat sekitar dapat teratasi, sehingga tidak harus menunggu uluran dan kucuran dana dari pemerintah. Karena dengan peduli dan gotong-royong semua bisa teratasi.
Rabat jalan yang dikerjakan pada bulan Oktober 2016 ini selesai dalam waktu 3 hari. Sistem pengerjaan  dibuat jadwal pagi sampai siang dan sehabis dzuhur sampai sore hari sehingga tidak membebani warga yang memiliki binatang ternak untuk mencarikan makan ternaknya atau untuk kepentingan yang lainnya.
Gotong-royong dapat diterapkan dimanapun, baik desa maupun kota. Akankah budaya yang indah ini akan kita tinggalkan begitu saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar